Dalam hadits Ibnu ‘Abbas yang disebutkan sebelumnya, terdapat
pelajaran bahwa bulan Ramadhan adalah bulan perhatian penuh pada Al
Qur’an. Sehingga seharusnya sebagian besar waktu kita dicurahkan pada
perenungan Al Qur’an.
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم –
أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ
يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ –
يَلْقَاهُ
فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ
الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Hadits di atas menunjukkan bahwa dianjurkan bagi kaum muslimin untuk banyak mengkaji Al Qur’an pada bulan Ramadhan dan berkumpul untuk mempelajarinya. Hafalan Al Qur’an pun bisa disetorkan pada orang yang lebih hafal darinya. Dalil tersebut juga menunjukkan dianjurkan banyak melakukan tilawah Al Qur’an di bulan Ramadhan.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 302).
Juga disebutkan dalam hadits bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa menyetorkan Al Qur’an pada Jibril di setiap tahunnya sekali dan di tahun diwafatkan, beliau menyetorkannya sebanyak dua kali. Dan yang paling bagus Al Qur’an disetorkan di malam hari karena ketika itu telah lepas dari kesibukan. Begitu pula hati dan lisan semangat untuk merenungkannya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
Beberapa dalil lainnya juga menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan khusus untuk Al Qur’an karena Al Qur’an turun ketika itu. Allah Ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ
Yang membenarkan perkataan Ibnu ‘Abbas dalah firman Allah Ta’ala di ayat lainnya,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ
Di antara alasan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan Al Qur’an yaitu dibuktikan dengan bacaan ayat Al Qur’an yang begitu banyak dibaca di shalat malam bulan Ramadhan dibanding bulan lainnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat bersama Hudzaifah di malam Ramadhan, lalu beliau membaca surat Al Baqarah, surat An Nisa’ dan surat Ali ‘Imron. Jika ada ayat yang berisi ancaman neraka, maka beliau berhenti dan meminta perlindungan pada Allah dari neraka.
Begitu pula ‘Umar bin Khottob pernah memerintahkan kepada Ubay bin Ka’ab dan Tamim Ad Daari untuk mengimami shalat tarawih. Dahulu imam shalat tersebut membaca 200 ayat dalam satu raka’at. Sampai-sampai ada jama’ah yang berpegang pada tongkat karena saking lama berdirinya. Dan shalat pun selesai dikerjakan menjelang fajar. Di masa tabi’in yang terjadi, surat Al Baqarah dibaca tuntas dalam 8 raka’at. Jika dibaca dalam 12 raka’at, maka berarti shalatnya tersebut semakin diperingan. Lihat Lathoiful Ma’arif, hal. 303.
Hal-hal di atas yang menunjukkan kekhususan bulan Ramadhan dengan Al Qur’an. Semoga kita dimudahkan untuk mengisi hari-hari kita di bulan Ramadhan dengan Al Qur’an dan rajin mentadabburi (merenungkannya).
Terima kasih telah membaca artikel tentang Kajian Ramadhan: Bulan Ramadhan adalah bulan Al'Quran dan anda bisa bookmark artikel Kajian Ramadhan: Bulan Ramadhan adalah bulan Al'Quran ini dengan url http://ms-jr.blogspot.com/2013/07/kajian-ramadhan-bulan-ramadhan-adalah.html. Terima kasih
Belum ada komentar untuk "Kajian Ramadhan: Bulan Ramadhan adalah bulan Al'Quran"
Posting Komentar